Anak sebagai suatu Toralitas
Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung tiga macam pengertian, yaitu :
1.Anak adalah makhluk hidup yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya. Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup yang utuh, yakni sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu anak dipandang sebagai suatu individu. Dalam hal ini kita tidak akan memandang anak sebagai kumpulan organ-organ misalnya ada kepala, kaki, tangan, dan bagian tubuh yang terpisah satu sama lain.
2. Keseluruhan aspek anak saling terjalin satu sama lain keseluruhan aspek tersebut secara terintegrasi saling terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain. Contoh anak yang dimarahi orang tuanya bisa tidak berselera makan, tidak nafsu makan, dll. Contoh tersebut mengilustrasikan adanya keterkaitan dan perpaduan dalam proses kehidupan dan aktivitas anak. Reaksi-reaksi psikis anak selalu disertai dengan reaksi fisiknya, begitupun pula sebaliknya.
3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar fisik tetapi secara keseluruhan. Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi adalah anak yang dalam keseluruhan aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik dalam segi fisik, cara berfikir, rasionalitas, daya pikir maupun pola fikirnya. Jadi jangan memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan karena anak itu juga mempunyai dunianya sendiri. Biarkan mereka menjadi diri sendiri, suatu saat dengan kematangan dan pengalaman mereka akan menjadi dewasa.
Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung tiga macam pengertian, yaitu :
1.Anak adalah makhluk hidup yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya. Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup yang utuh, yakni sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu anak dipandang sebagai suatu individu. Dalam hal ini kita tidak akan memandang anak sebagai kumpulan organ-organ misalnya ada kepala, kaki, tangan, dan bagian tubuh yang terpisah satu sama lain.
2. Keseluruhan aspek anak saling terjalin satu sama lain keseluruhan aspek tersebut secara terintegrasi saling terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain. Contoh anak yang dimarahi orang tuanya bisa tidak berselera makan, tidak nafsu makan, dll. Contoh tersebut mengilustrasikan adanya keterkaitan dan perpaduan dalam proses kehidupan dan aktivitas anak. Reaksi-reaksi psikis anak selalu disertai dengan reaksi fisiknya, begitupun pula sebaliknya.
3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar fisik tetapi secara keseluruhan. Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi adalah anak yang dalam keseluruhan aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik dalam segi fisik, cara berfikir, rasionalitas, daya pikir maupun pola fikirnya. Jadi jangan memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan karena anak itu juga mempunyai dunianya sendiri. Biarkan mereka menjadi diri sendiri, suatu saat dengan kematangan dan pengalaman mereka akan menjadi dewasa.