1.1. Tujuan
Mempelajari
proses pengerjaan logam (pembuangan sebagian logam) menggunakan gergaji dan
kikir dengan ketrampilan tangan. Ketrampilan ini ditujukan untuk melatih cara
memegang alat bantu dan cara menggunakannya. Praktikum ini dititikberatkan pada
pembuatan rata permukaan dari suatu benda kerja dengan cara pengikiran. Dalam pembelajaran kerja bangku ini
dikenalkan pula cara penyambungan dua buah benda logam dengan cara pengelasan
(welding).
1.2. Dasar Teori
1.2.1. Mencegah Kecelakaan Ringan
1. Jangan
memakai kikir tanpa gagang
2. Jangan salah
menjepit benda kerja pada tanggem.
3. Jangan
memakai alat yang tidak sempurna, misalnya martil dengan kepala kendor.
4. Waspada dengan tegangan listrik
pada pesawat las
5. hindari sentuhan langsung organ
tubuh dengan benda panas
1.2.2. Alat-alat Bantu
1.2.2.1. Penggaris
Penggaris
mempunyai berbagai macam ukuran dengan pembagian yang berbeda-beda, dibuat dari
baja tahan karat. Pembagian pada penggaris akan dapat dibaca dengan mudah jika
penggaris diolesi dengan kapur.
1.2.2.2. Penyenter / Penitik Pusat
Penyenter
dibuat dari baja karbon tinggi, disepuh keras dan dimudakan (heat treatment)
titik matanya mempunyai sudut 90. Kepalanya dibiarkan lunak agar dapat menahan
pukulan martil.
1.2.2.3 Pembagi / Jangka tusuk
Jangka tusuk
digunakan untuk melukis busur dan lingkaran dengan teliti. Terdapat dua macam,
yaitu:
a. Jangka sayap
b. Jangka pegas
dengan penyetelan halus
1.2.2.4 Jangka
Ada tiga macam,
yaitu:
1.2.2.4.a. Jangka luar
Digunakan untuk
mengukur batang bulat, ukuran tebal plat dan untuk menguji kesejajaran
permukaan-permukaan.
1.2.2.4.b. Jangka dalam
Digunakan untuk
mengukur garis tengah lubang, jarak antara pundak dan sisi-sisi lubang untuk
menguji kesejajaran.
1.2.2.4.c. Jangka banci
Digunakan untuk
menarik garis sejajar pada tepi benda kerja, melukis garis tengah dan mencari
titik pusat batang bulat dengan melukis busur-busur dari posisi yang
berbeda-beda.
1.2.2.5. Meja datar
Meja datar
dibuat dari besi tuang, digaruk dengan alat yang dilakukan dengan tangan agar
benar-benar datar. Mempunyai tiga buah kaki agar berdiri dengan tegak. Bagian
bawahnya diberi rusuk-rusuk yang kuat untuk mencegah agar meja tidak mengeliat.
Meja datar ini digunakan untuk menguji kerataan permukaan dan untuk melukis
balok gores dan plat siku.
1.2.2.6. Balok gores
Balok gores
dibuat dari baja karbon tinggi yang disepuh keras dan diasah. Alasnya dapat
berbentuk segi empat panjang dengan alur “V“ dibagian bawahnya agar dapat
dipasang pada bahan bulat. Terdapat dua buah pena lokasi untuk disandarkan pada
tepi meja datar. Bila dilengkapi dengan penyetelan halus, kadang-kadang disebut
sebagai pengukur permukaan. Digunakan juga untuk melukis, menguji ketepatan
permukaan, menyiku benda keras pada mesin bubut, dan menemukan titik pusat
ujung batang.
1.2.2.7. Balok “V“
Balok ini akan
menampung batang bulat bila akan melukis titik pusat untuk membubut, mengebor,
dan sebagainya. Dilengkapi dengan jepitan untuk memegang batang bulat bila
mengebor lubang tegak lurus pada sumbu lubang.
1.2.2.8. Pena gores
Pena gores
dibuat dari baja karbon tinggi, disepuh keras dan dimudakan.
1.2.2.9. Plat siku
Plat ini dibuat dari besi tuang dan
permukaan luarnya dibuat dengan mesin. Digunakan untuk menopang benda kerja,
melukis, dan untuk menopang saat mengebor dan membubut. Dilengkapi dengan alur
untuk dapat diikat dengan baut pada meja bor.
1.2.2.10. Siku-siku baja
Digunakan untuk
menguji kesikuan tepi dan melukis garis tegak lurus. Permukaannya disepuh keras
dan diasah. Baloknya mempunyai takik untuk celah.
1.2.3. Penyelesaian Akhir
Penyelesaian
akhir diperlukan untuk mencegah oksidasi dan menambah wajah logam. Agar
diperoleh penyelesaian akhir yang baik pada baja lunak, pertama permukaannya
dikikir, dimulai dengan kikir kasar dan kikir halus. Proses pengikiran diakhiri
dengan pengikiran melintang pada permukaannya.
1.2.4. Bagaimana Logam Dipotong
Logam dipotong
oleh gerakan menyayat. Logam disayat mendahului tepi alat, mulai mengikal
keatas pada mata alat. Dengan demikian menggunakan gaya tekan yang cukup besar
tepat dibelakang tepi potong. Bagian alat yang menerima beban ini disebut titik
tekan. Tepi potong alat yang datang kemudian, memberikan penyelesaian permukaan
benda seperti yang diinginkan. Potongan-potongan yang dibuang oleh alat disebut
beram.
1.2.4.1. Gergaji Sengkang
Gigi bilah
gergaji hampir tegak lurus terhadap sumbu memanjang bilah. Dengan demikian
memberikan kemiringan yang sangat kecil pada sisi depan gigi. Sudut “a” adalah
kecil, maka lebih banyak logam tersedia dibelakang ujung potong yang memberikan
kekuatan yang lebih besar pada gigi. Sudut “b” yang jauh lebih besar, sekedar
untuk memudahkan potongan-potongan lepas.
Terdapat
jenis-jenis gergaji yang dapat disetel dan tidak dapat disetel, dibuat dari
baja picak atau baja berbentuk pipa. Jenis yang dapat disetel menggunakan bilah
dari bermacam ukuran panjang. Pena penjamin bilah dapat diputar 90 untuk
memungkinkan memotong dalam.
1.2.4.1.a. Gergaji ringan
Dipakai dengan
bilah berukuran 150 mm. Dipergunakan untuk pekerjaan ringan, karena gergaji sengkang
terlalu canggung. Toleransi ulir bilah 0,75 mm.
1.2.4.1.b. Kikir tekan
Jenis gergaji
sengkang dengan bilah dibuat dari baja fleksibel yang ditangani dengan
pengolahan panas khusus. Bilah tidak akan macet, akan memotong ke setiap arah
dan dapat digunakan untuk memotong bentuk yang rumit. Bilah ini berukuran
panjang 200 mm dan dapat halus, sedang atau kasar.
1.2.4.1.c.
Bilah gergaji sengkang
Ukuran panjang
bilah ditentukan oleh jarak antara lubang-lubangnya. Set gigi berarti bahwa
gigi-gigi itu bergantian dibengkokkan ke kanan dan ke kiri yang membuat
potongan gergaji lebih lebar daripada bilahnya, sehingga mencegah kemacetan.
Jenis
|
Kisar Ulir
|
Penggunaan
|
1.Fleksibel
Baja tungsten
rendah dengan hanya gigi-giginya
|
1,4 mm
18 gigi per 25 mm
|
Bagi yang kurang terampil. Gigi patah
bila salah menggunakannya, tetapi bilah jarang patah.
|
2.Disepuh
keras seluruhnya
|
1,4 mm – 0,75 mm
18-32 gigi per
25 mm
|
Tajamnya lebih lama, lebih kaku dan
mudah patah. Presisi, tetapi hanya untuk yang terampil.
|
3.Baja-cepat tinggi
|
1,4 mm – 0,75 mm
18-32 gigi per
25 mm
|
Mahal, tetapi tajamnya tahan lama.
Dengan memotong cepat, digunakan untuk logam keras, namun mudah patah.
|
1.2.4.1.d.
Memilih bilah
Ini tergantung pada :
Bahan yang
akan dipotong, makin lunak bahannya, makin kasar bilahnya.
Bentuknya dan
ukuran tebal benda.
Sekurang-kurangnya tiga buah gigi harus
mengenai bahan, berarti bilah halus digunakan untuk memotong pipa dan bahan
tipis. Bilah dilengkapi dengan gigi-gigi yang menunjuk searah dengan sengkang.
Benda kerja harus diatur sedemikian rupa, sehingga penggergajian dilakukan
vertikal. Sengkang harus dipegang teguh oleh pekerja dan bilah harus memotong
pada gerak ke depan seperti halnya mengikir. Tekanan ke bawah dilepas pada
langkah balik.
1.2.4.2. Kikir
Gigi kikir itu
hampir serupa dengan bentuk gigi bilah gergaji, maka walaupun sukar dilihat
gerak potong kikir adalah serupa dengan gerak potong bilah gergaji. Kikir
dibuat dari baja karbon tinggi yang disepuh keras dan dimudakan (heat
treatment). Tangkainya dibiarkan lunak agar kuat. Badan kikir keras dan rapuh,
maka hampir semua kikir harus disimpan secara terpisah dan dilindungi untuk
mencegah patah. Kikir diklasifikasikan menurut ukuran panjang, badan dan
guratannya.
Derajat kekerasan kikir adalah kasar
setengah kasar dan sangat halus.
Guratan tunggal dipergunakan untuk
mengikir logam lunak.
Guratan ganda dipergunakan untuk
pekerjaan yang bersifat umum. Satu set guratan membuat sudut 45, yang lain
70, kedua-duanya terhadap sumbu memanjang kikir.
Guratan parut digunakan untuk pekerjaan
kasar pada bahan lunak, misalnya alumunium.
1.2.4.3. Macam-macam Kikir
Picak
Kikir ini untuk
pekerjaan yang bersifat umum, guratannya ganda, ukuran panjangnya 100 mm hingga
450 mm. Kikir picak tirus badannya berbentuk persegi empat panjang dan ukuran
lebarnya menirus sekitar sepertiga dari ujungnya. Tidak mempunyai tepi polos,
kedua tepi digurat tunggal. Kikir ini digunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum.
Kikir
kasar rata
Guratan ganda
ataupun tunggal. Satu tepi tidak dapat digurat yang disebut tepi polos,
bermanfaat untuk mengikir pundak. Ukuran panjang guratan ialah antara 100 mm
hingga 500 mm.
Bujursangkar
Guratan ganda
pada keempat muka. Dipergunakan untuk membuat jalur, menyiku celah dan pundak
bujursangkar. Ukuran panjangnya guratan 100 mm hingga 500 mm.
Segitiga
Guratan ganda
pada ketiga muka. Digunakan untuk sudut-sudut yang canggung dan lebih kecil
daripada 90. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 300 mm.
Bulat
Guratan tunggal
atau ganda. Digunakan untuk permukaan yang lengkung, meluaskan lubang. Ukuran
panjangnya 100 mm hingga 500 mm. Kikir bulat kecil dikenal sebagai alat kikir
buntut tikus.
Setengah
bulat
Guratan ganda satu permukaan berbentuk
cembung. Dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum dan mengikir
lengkungan bagian dalam. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 450 mm.
Kikir
tipis
Guratannya
ganda. Badannya persegi empat panjang, tetapi jauh lebih tipis daripada
kikir-kikir lainnya. Dipergunakan untuk mengikir alur yang sempit, misalnya
untuk mengepas bubungan kunci pintu.
1.2.4.4.
Menggunakan Kikir
Semua kikir
harus memakai gagang agar enak dipakai untuk keamanan. Kikir yang macet-keadaan
yang dikenal sebagai tersumbat akan menggores benda kerja, harus dibersihkan
dengan menggunakan sikat kawat atau karton. Untuk mencegah kemacetan kikir
sebaiknya dioles dengan kapur tulis. Kikir mengikir pada langkah ke depan.
Setiap penekanan yang diterapkan, dilepaskan pada langkah balik. Kikir harus
dipegang mendatar dan jangan sampai mengayun. Bagi pengukuran yang berat,
gagang dipegang dengan telapak tangan, ujung kikir digenggam dengan tangan kiri
dan ditekan sedikit. Jika ingin mengikir halus, ujung kikir diletakkan antara
ibu jari dan jarik telunjuk. Saat mengikir melintang kikir harus diletakkan
melintang benda kerja, tegak lurus padanya. Jari-jari kedua belah tangan
menggengam kikir yang digerakkan ke belakang dan ke depan sepanjang benda
kerja.
1.3.Alat dan
Bahan yang digunakan
1. Mesin bor dan mata bor (5mm)
2. Pena gores
3. Penggaris siku
4. Tanggem
5. Stopwatch digital
6. Meteran
7. Penitik
8. Palu
1.4. Cara kerja
1. Mempersiapkan peralatan kerja dan
benda kerja
2. Menentukan permukaan yang akan
dikerjakan pertama
3. Menjepit benda kerja pada tanggem
4. Mengukur benda kerja dengan meteran
sesuai dengan tempat yang akan dibor.
5. Menitik tempat yang akan dibor
sebagai titik pusat dengan penitik.
6. Memasang benda kerja pada mesin bor
7. Mencatat waktu yang diperlukan
selama mengebor benda kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar